Aku bersyukur atas
anugrah-Nya, yang masih diberikan kepadaku, yaitu hati yang terbebas dari
tawanan cintamu.
Memoriku memutar ulang
pesakitan yang pernah kurasakan, kala diriku selalu mengharapkan hadirmu
disisiku sedang disisi lain diriku tak pernah ada dalam lembaran hidupmu. Saat
ku tak bisa pejamkan mata lantaran mengingatmu, disisi lain kau tertidur pulas
dalam mimpi indahmu. Cintaku begitu besar untukmu namun semua bertransformasi
menjadi gairah kejam dalam diriku.
Engkau laksana malaikat maut,
menusuk-nusuk jantung ditubuhku, menahan gerak dan lajuku, membakar isi di
dahiku.
Aku berusaha lari dari
hidupmu, melupakan setiap detail memori tentang dirimu, tapi sebaliknya aku
semakin sering memperhatikanmu.
Kala rinduku tengah memuncak,
kuberanikan diriku untuk menyapamu, lewat HP bututku kukirim pesan kerinduanku
padamu, sekedar menanyakan keadaanmu dan berharap kau akan menanggapinya dengan
lebih bersahabat. Tapi seperti biasa, kau selalu membalasnya dengan cuek,
bahkan sering kau tak membalasnya.
|
Bayangmu Kian Memudar |