Pages

Friday, April 17, 2015

Cerita Dari Neraka


Kisah ini aku tuliskan kala diri ini tengah berkubang dalam lumpur kehinaan, berpesta dalam kepahitan, hilang arah dan tujuan, kisah yang aku rasakan sebagai titik terendah dalam kehidupanku sebagai seorang makhluk yang disebut ‘manusia’.

Semua kepahitan hidup yang aku rasa saat ini bermula dari kelalaianku yang menghancurkan kehidupanku. Kelalaian yang berawal dari sifat malas yang aku turuti, sifat yang merupakan penyakit terburuk y

Tuesday, March 24, 2015

Conqueror’s Diary : Haoh Shoku no Haki!


Aku adalah seorang pemuda yang akan menaklukan dunia ini, dengan semua kekuatan yang aku miliki, kupastikan takan kubiarkan sekecil apapun kekuatanku yang sia-sia, semua akan kumanfaatkan untuk memenuhi ambisiku ini.

Begitu juga waktuku, tak akan kubiarkan sedetikpun berlalu dengan sia-sia, aku harus menjadi pemuda yang berkualitas, aku harus memantaskan diriku sepantas-pantasnya agar aku benar-benar layak menjadi seorang penakluk dunia ini.

Conqueror’s Diary : Tekad Berlapis Baja!


Aku bukanlah orang yang kuat, aku bukanlah orang yang pintar, aku bukanlah orang yang kaya, tidak ada yang spesial dalam diriku, satu-satunya yang aku miliki adalah tekadku.

Aku tahu aku lemah, tapi tekadku selalu menguatkanku. Tekad yang membuatku menantang sang raksasa, aku tahu aku belum banyak pengetahuan untuk mencapai tujuanku. Tapi dengan tekad ini aku akan mencari jalan untuk sampai tujuanku.

Monday, March 23, 2015

Conqueror’s Diary : Dari sinilah kumulai kisah petualanganku!



Semua orang mempunyai masalalu, kadang itu baik dan sering juga buruk. Aku bukanlah manusia dengan masalalu yang baik, masalaluku adalah masa jahiliyahku, masa kebodohanku, masaku yang penuh penyesalan.

Tetapi aku sangat bersyukur, aku masih punya kesempatan untuk membalikan keadaan, aku masih bisa tersadar dari tidur panjangku selama ini, aku masih memiliki waktu dan kesempatan untuk merubah semua.

Thursday, February 26, 2015

PENCARIAN



Mungkinkah aku akan bisa tenang, saat ruang kecil dalam memori yang tertanam di dahiku ini menyimpan berjuta pertanyaan besar. Seperti halnya seorang tersesat yang mencari jalan untuk pulang, perasaan ini tak pernah jera untuk menyeretku untuk terus dan terus membaca, mengkaji, menelusuri jutaan lukisan aksara yang terukir secara abstrak.

Tentu saja ia tidak indah, sukar difahami memoriku yang kecil ini, tidak jarang over load information menyebarkan virusnya kedalam memori kecilku, membuat keningku terasa berputar dengan cepatnya layaknya baling-baling helikopter hingga tanpa sadar aku telah berada di alam yang berbeda.

Alam yang meskipun sudah ribuan kali aku datangi aku tak pernah bisa mengerti dan memahaminya, alam yang mengalir secara alami dan melahirkan cerita yang berbeda, kadangkala aku menemukan surga dan tak jarang neraka yang membuat jantungku bergetar kencang dan nafasku terasa berat. “Oh, aku bermimpi!”

Aku bergegas bangkit, aku buka jendela kamarku untuk menghirup udara segar dari penjaraku yang pengap, diluar bisa kulihat sang raja siang masih malu-malu dan enggan untuk keluar dari persembunyiannya. Aku bisa merasakan hawa dingin yang menyambangi kulitku, bisa kulihat suasana dunia luar yang temaram.

Tuesday, February 24, 2015

Aku Ingin Hidup

Aku ingin hidup


Terbuai aku dalam bayang semu, menjalani fatamorgana kehidupan, mengalami derita perputaran. Ku terjatuh, lalu mencoba untuk bangkit, lalu terjatuh lagi dan mencoba untuk bangkit lagi, begitu seterusnya dan entah sudah berapa kali perputaran itu terjadi hingga tak dapat lagi ku menghitungnya.

Kini lagi-lagi aku terjatuh, entah sudah berapa ribu kali ini menimpaku, kali ini aku ragu, apakah aku bisa bangkit lagi? Dari kesalahan yang terus dan terus terulang, dari jiwa lemah yang terlanjur menyatu dengan jiwaku.

Aku putus asa?
Ya, aku merasakan sesuatu yang sia-sia, aku ragu apakah aku bisa bangkit kalau suatu saat pasti akan tersesat lagi. Kepercayaan diriku telah sirna, dalam keadaan ini aku merasa mati adalah pilihan terbaik.

Friday, February 13, 2015

PUDARNYA PESONAMU


Aku bersyukur atas anugrah-Nya, yang masih diberikan kepadaku, yaitu hati yang terbebas dari tawanan cintamu.

Memoriku memutar ulang pesakitan yang pernah kurasakan, kala diriku selalu mengharapkan hadirmu disisiku sedang disisi lain diriku tak pernah ada dalam lembaran hidupmu. Saat ku tak bisa pejamkan mata lantaran mengingatmu, disisi lain kau tertidur pulas dalam mimpi indahmu. Cintaku begitu besar untukmu namun semua bertransformasi menjadi gairah kejam dalam diriku.

Engkau laksana malaikat maut, menusuk-nusuk jantung ditubuhku, menahan gerak dan lajuku, membakar isi di dahiku.

Aku berusaha lari dari hidupmu, melupakan setiap detail memori tentang dirimu, tapi sebaliknya aku semakin sering memperhatikanmu.

Kala rinduku tengah memuncak, kuberanikan diriku untuk menyapamu, lewat HP bututku kukirim pesan kerinduanku padamu, sekedar menanyakan keadaanmu dan berharap kau akan menanggapinya dengan lebih bersahabat. Tapi seperti biasa, kau selalu membalasnya dengan cuek, bahkan sering kau tak membalasnya.

Bayangmu Kian Memudar