Kisah
ini aku tuliskan kala diri ini tengah berkubang dalam lumpur kehinaan, berpesta
dalam kepahitan, hilang arah dan tujuan, kisah yang aku rasakan sebagai titik
terendah dalam kehidupanku sebagai seorang makhluk yang disebut ‘manusia’.
Semua
kepahitan hidup yang aku rasa saat ini bermula dari kelalaianku yang
menghancurkan kehidupanku. Kelalaian yang berawal dari sifat malas yang aku
turuti, sifat yang merupakan penyakit terburuk y
ang pernah dimiliki oleh umat
manusia.
Aku
hanya bisa menangis penuh penyesalan kala teringat masa kejayaanku terdahulu,
masa yang setiap detiknya datang dengan kebahagiaan, masa yang tidak pernah
meninggalkan segenggam kisah bernama ‘penyesalan’, masa ketika nurani hati
berbicara dengan tegas, mengkudeta setiap perkara sekecil apapun yang akan
menggelincirkan diriku menuju lembah kehinaan.
Masa
dimana prestasi selalu datang berjalan lurus setara dengan bersihnya hati yang
menerimanya, masa dimana orang-orang disekitarku turut bangga dan bersyukur atas
kehadiranku disisinya, masa yang membuatku tak henti-hentinya untuk senantiasa
mengucap rasa syukur atas karunia yang begitu indah yang menghiasi skenario
kehidupanku sebagai seorang manusia.
Hingga
suatu saat masa-masa indah itu bertransformasi menjadi sebuah kelalaian, masa
dimana aku tak lagi bergerak maju melainkan hanya terdiam bahkan berjalan
mundur, masa dimana kejayaan telah melemahkan tekadku melalaikan kehidupanku.
Sebuah
masa yang menjadi peluang besar para setan untuk menyeretku menemaninya menuju
tempat paling hina bernama ‘neraka’. Setanpun tak tinggal diam dan melancarkan
agresi secara besar-besaran untuk menghancurkan pertahanan jiwaku yang tengah
rapuh. Setan yang tak pernah melewatkan kesempatan sedikitpun dan selalu
bersabar menunggu kesempatan terbaik untuk menjatuhkanku.
Ayat-ayat
setanpun mulai satu persatu berkumandang dengan indah ditelingaku yang dipenuhi
oleh kelalaian, hingga akhirnya tipu daya dan jerat setan telah mengalahkan
pertahanan jiwaku yang tengah rapuh, kali ini aku terjatuh menuju lembah
kehinaan yang paling dalam.
Jeritan
hati nuraniku tak lagi terdengar oleh telingaku karena kalah merdu oleh suara
ayat-ayat setan yang mengalun indah di telingaku. Akupun merubah sudut
pandangku menjadi 180 derajat. Apa yang dulu buruk menurutku mulai aku lakukan
dengan sukarela, aku tak lagi mengenali apa yang baik dan apa yang buruk.
Aku
merasa perlu menikmati dunia ini, aku membiarkan nafsuku menari dengan
kegirangan membinasakan nilai-nilai dalam kehidupanku. Hidupku tak lagi mencerminkan
seorang yang bermoral. Ribuan daftar kemaksiatan satu persatu mulai
menggoreskan tintanya dalam lembar kehidupanku yang putih hingga sekarang
menjadi hitam pekat yang suram.
Hingga
akhirnya hati nuraniku mulai berbicara, bukan cara hidup seperti ini yang
membahagiakan aku, dengan menuruti nafsuku tak membuatku mendapatkan kepuasan
dan kebahagiaan melainkan sebaliknya hanya menimbulkan derita dan kepedihan.
Aku hidup terbuai angan-angan yang takan pernah mampu untuk aku raih.
Hidup
layaknya seorang budak yang selalu menderita, tak pernah mendapat kebahagiaan
dan kepuasan, selalu menginginkan sesuatu yang lebih dan tak pernah terturuti,
menjadi gila harta dan kedudukan sedangkan disisi lain sangat sukar
mengeluarkan harta dijalan kebaikan dan tak peka terhadap kehidupan sekitar
yang memohon pertolongan.
Lari
dari kenyataan menjadi hobi yang baru, dengan cairan setan aku terbang menuju
dunia ilusi dan halusinasi setiap kali masalah kehidupan membuat kepalaku
serasa akan meledak. Aku marasa inilah neraka yang sesungguhnya, tidakkah cukup
kehidupan yang seperti ini disebut sebagai neraka?
Hidup
yang selalu penuh dengan tekanan dan jauh dari kata kebahagiaan, hidup yang
penuh dengan kemaksiatan dan perbuatan merusak, hidup yang penuh dengan
keserakahan yang tak pernah berakhir dengan kebahagiaan, hidup dengan menjadi
budak dari nafsu dan syahwat, hidup yang penuh dengan kebencian dan jauh dari
kedamaian.
Hidup
yang senantiasa memaksaku untuk bekerja keras akan tetapi dijalan yang salah
dan bekerja untuk orang yang salah. Hidup dan bekerja sebagai anak-anak setan
yang mengkampanyekan kekuasaan setan di muka bumi ini. Hidup yang tampak
bahagia diluar namun menangis setiap saat didalam. Inilah neraka yang sesunggunhnya!
Aku
sudah tidak kuat lagi hidup seperti ini, aku memutuskan untuk mengakiri hidupku
ini, aku berharap setidaknya dengan kematianku dunia akan menjadi sedikit lebih
baik dengan hilangnya satu manusia perusak sepertiku. Dari atap gedung tempatku
bekerja dan membuat kerusakan di muka bumi ini aku melompat, berharap bisa
menghentikan semua penderitaan dan kerusakan yang aku perbuat.
Tak
lama kemudian datanglah ambulans yang dengan segera membawaku kerumah sakit.
Para pemimpinku tentu saja takan rela kehilangan sosok diriku, sosok terdepan
dalam perjuangan dijalan setan dan kerusakan, tentu saja mereka takan rela
kehilangan seorang ‘robot’ yang telah mati hati nuraninya sepertiku, yang
selalu membantu mereka memuluskan setiap rencana mereka mengokohkan kekuasaan
setan dimuka bumi ini.
Akupun
sekarat tak berdaya, merasakan sakit yang sangat luar biasa yang tak pernah
kurasakan sebelumnya, sakit yang tak pernah ada di dunia ini dan ratusan kali
lipat lebih sakit dari penyakit di dunia. Aku merasakan penyesalan yang luar
biasa, air mataku menetes membanjiri sekelilingku dalam sekaratku.
Hingga
aku merasakan suasana terasa gelap seketika, kemudian datang makhluk dengan
muka yang sangat menyeramkan dan sifat yang sangat kasar, dengan sangat kasar
dia membacakan setiap dosa yang aku perbuat didunia ini aku hanya bisa terdiam
dalam ketakutan karena semua itu adalah semua yang telah aku lakukan dan tak
bisa kuubah lagi, lalu kemudian makhluk itu melemparku ke neraka untuk
menjalani penyiksaan yang sangat mengerikan.
Penyiksaan
yang rasa sakitnya sangatlah luar biasa, air mataku sampai habis dikurasnya,
suara jeritankupun habis tak tersisa, tiap kali tubuhku hancur remuk lalu
dengan seketika kembali lagi seperti semula untuk kemudian mendapatkan
penyiksaan yang sama. Hingga beberapa saat kemudian datanglah makhluk yang
sangat indah menemuiku yang tak lain dan tak bukan adalah amal baiku selama di
dunia.
Ia
datang menemui makhluk yang mengerikan tadi untuk menyelamatkanku dan
perdebatanpun terjadi.
“Meskipun
tak terhitung jumlah kerusakan yang ia perbuat namun banyak juga jasanya yang
dimanfaatkan untuk kebaikan manusia di dunia, karena itu maafkanlah dia!”
“Tidak,
tidak bisa, terlalu besar kerusakan yang ia perbuat, dia pantas mendapatkan
penyiksaan ini!”
“Tapi
dia juga telah banyak menciptakan teknologi yang dimanfaatkan oleh umat manusia
untuk kehidupan yang lebih baik dan sumbangan pengetahuannya juga sangat
bermanfaat bagi umat manusia!”
“Tapi
itu semua tak sebanding dengan kerusakan yang ia timbulkan, tak sebanding
dengan banyaknya manusia yang ia tarik menuju lembah kesesatan, meskipun aku
membebaskannya tentu saja aka nada ratusan manusia yang akan menuntutnya yang
telah menjadi korbannya, karena itu inilah keadilanku, neraka adalah tempat
tinggalnya yang paling cocok!”
“Tapi
disaat terakhirnya dia menyesalinya, dia masih ingat akan Tuhannya, bahkan
walaupun dengan cara yang salah dia bermaksud untuk menghentikan semua
kerusakan yang ia timbulkan, dia sangat menyesal, nuraninya memberontak hingga
ia membunuh dirinya sendiri untuk menghentikan semua sifat kejamnya dan
mencegah korban lebih banyak lagi jatuh akibat perbuatannya, dia mati dengan
niat yang mulia dengan menyebut nama Tuhannya, bahkan setelah sekian tahun
melupakan-Nya dan bekerja untuk setan, dia bukanlah manusia yang buruk, hanya
seorang manusia yang tersesat dari jalan kebenaran, karena itu berilah ia
sebuah kesempatan!”
Aku
hanya terdiam dalam ketakutan dan penyesalan, aku berharap waktu akan
memberikanku kesempatan untuk merubah semuanya.
Akhirnya
makhluk yang sangat menyeramkan itu mengambil keputusan.
“Baiklah,
kita akan melihat apakah dia benar-benar mau berubah, kita akan lihat
keseriusannya untuk menebus semua dosa-dosanya, kita biarkan dia kembali ke
dunia untuk membuktikannya!”
Beberapa
saat kemudian di rumah sakit aku telah berhasil melewati masa kritisku, lalu
aku tersadar, dalam hatiku dipenuhi oleh rasa syukur, aku senang sekali masih
diberi kesempatan hidup sekali lagi di dunia ini, kesempatan untuk menebus
semua dosa dan kesalahanku selama ini.
Kali
ini tekadku sangat kuat, aku akan berjuang dijalan kebenaran meskipun dengan
resiko sebesar apapun, aku siap mati untuk berjuang dijalan kebaikan, aku akan
senantiasa bergerak maju meskipun dengan langkahku yang terbatas. Aku akan
berbuat kebaikan dan tak peduli keterbatasan fisik yang aku alami saat ini, ini
takan menyurutkan semangatku untuk berbuat hal yang berguna untuk kebaikan
setiap waktu.
Mulai
saat ini aku takan membiarkan sekecil apapun peluang setan untuk melalaikanku
dan menjerumuskanku, aku takan lagi jatuh dalam sifat malas yang akan
menuntunku ke jurang kenistaan.
Aku
memang takan pernah bisa merubah masalaluku yang kelam, tapi aku bisa
menciptakan masadepanku yang cemerlang. Inilah kisah kebangkitanku dari neraka
yang paling dalam!.
The
End
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dan memberi masukan, komentar tidak melalui seleksi apapun jadi terimakasih untuk tidak menjadi spammer!!!