Pages

Tuesday, February 24, 2015

Aku Ingin Hidup

Aku ingin hidup


Terbuai aku dalam bayang semu, menjalani fatamorgana kehidupan, mengalami derita perputaran. Ku terjatuh, lalu mencoba untuk bangkit, lalu terjatuh lagi dan mencoba untuk bangkit lagi, begitu seterusnya dan entah sudah berapa kali perputaran itu terjadi hingga tak dapat lagi ku menghitungnya.

Kini lagi-lagi aku terjatuh, entah sudah berapa ribu kali ini menimpaku, kali ini aku ragu, apakah aku bisa bangkit lagi? Dari kesalahan yang terus dan terus terulang, dari jiwa lemah yang terlanjur menyatu dengan jiwaku.

Aku putus asa?
Ya, aku merasakan sesuatu yang sia-sia, aku ragu apakah aku bisa bangkit kalau suatu saat pasti akan tersesat lagi. Kepercayaan diriku telah sirna, dalam keadaan ini aku merasa mati adalah pilihan terbaik.


Buat apa aku terus hidup kalau terus menderita? Buat apa aku terus hidup kalau hanya kerusakan yang aku hasilkan? Buat apa aku terus hidup kalau tidak ada sesuatu yang aku hasilkan? Buat apa aku terus hidup kalau tidak ada yang bisa kuubah? Buat apa aku terus hidup kalau hanya menambah angka kemacetan, menambah populasi yang sudah melebihi kuota, menambah beban bagi Negara?

“Ya Allah, jika ini mimpi, maka cepat bangunkanlah aku, aku tak kuat lagi jika terus seperti ini.” Ucapku mencoba bangkit.

“Ini bukan mimpi!” sahutku dalam hati. Aku bisa merasakan sakit ketika kugoreskan pisau menyayat kulitku hingga darah segar mengaliri pisau yang siap mencabik-cabik tubuhku.

Aku sudah tak dapat berfikir jernih lagi, dengan tekad yang kuat aku berniat menusukan pisau ini membelah jantungku. Tanpa pikir panjang kuangkat tanganku tinggi-tinggi, aku bersiap menusukan pisau itu kejantungku lalu dengan cepat kudorong tanganku, namun sebelum pisau itu mencapai tubuhku ada sesuatu yang menyambar tanganku, aku terkaget dan saat kulihat ternyata ada seorang pemuda yang mencoba menghentikanku.

“Lepaskan, biarkan aku mati!” aku memberontak.
“Mas tenang, semua masalah bisa diselesaikan, jangan putus asa!”
“Tidak, aku sudah tidak kuat lagi untuk hidup, aku mau mati saja!”
“Oke, mas tenang dulu, ceritakan dulu masalah mas, setelah itu terserah mas mau melakukan apa saya tak akan menghalangi!”

Kemudian aku menuruti perkataannya, aku berusaha menenangkan diriku, kemudian aku terjatuh lemas, aku akan membagi semua masalahku ini kepada pemuda yang mengacaukan rencanaku ini.

“Mas tenangkan fikiran dulu, baru mas cerita semua permasalahan mas, saya akan coba bantu sebisa saya!” Kata pemuda itu berusaha menenangkanku.
Aku minum segelas air putih yang diberikanya, aku masih berusaha menenangkan diriku yang masih terengah-engah, suasana terasa hening untuk beberapa saat.

“Pernahkah kau merasa putus asa hingga kau merasa tak ada lagi harapan untuk hidup? Pernahkah kau merasa hidupmu hanyalah sebagai angin lalu yang tak berguna?”  Tanyaku memecah keheningan.

“Semua masalah itu ada solusinya mas, pasti ada jalan keluarnya janganlah mas berputus asa untuk terus berusaha dan semua makhluk hidup itu pasti berguna, Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu yang tidak berguna.”

“Kamu salah, apa guna makhluk bodoh sepertiku? Apa yang bisa diharapkan dari pecandu berat sepertiku? Yang pekerjaannya hanya menghabiskan harta orang tuanya, tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bahkan hanya bisa berbuat kerusakan dan menyakiti orang lain.”

“Itu tidak benar mas, setidaknya mas masih bisa menyesali perbuatan salah mas itu, mas masih mempunyai hati nurani yang mengingkari semua kesalahan yang mas lakukan selama ini, dalam diri mas masih ada kebaikan, mas rela mengorbankan diri mas agar orang lain tidak sakit hati lagi karena perbuatan mas, mas rela mengorbankan diri agar mas tidak melakukan kerusakan dan kejahatan lagi, niat mas ini sungguh mulia, tapi cara mas keliru.”

“Lalu apa yang bisa aku lakukan? Hanya cara ini yang bisa kulakukan untuk menghentikan semua kebodohanku.”

“Lalu apakah dengan mati mas merasa bisa menebus semua kesalahan mas? Apa yang bisa mas lakukan untuk membalas budi orang tua mas kalau mati? Apa mas siap mempertanggungjawabkan semua perbuatan mas diakhirat?”

“Tidak” jawabku lirih.

“Mas harus bangkit, mas harus bertobat dan kembali ke jalan yang benar, mas harus menebus semua kesalahan mas itu dengan berbuat banyak kebaikan dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.”

“Bangkit? Kau pikir aku tak pernah berusaha? Aku sudah ribuan kali mencoba untuk bangkit, tapi aku selalu terjerumus kembali dalam lembah kehinaan ini.”

“Mas janganlah berputus asa, mas harus bertekad kuat untuk bertobat dan tidak akan mengulangi dosa-dosa yang pernah mas lakukan lagi.”
“Mohon maaf sebelumnya, mas seorang muslim kan?”

“Iya, tapi aku sudah lama tidak mengenal Tuhan, aku merasa terlalu hina untuk menghadap-Nya, aku tidak ingin mempermainkan-Nya lagi, aku tidak ingin bertobat lalu dengan mudah mengingkari tobatku lagi.”

“Mas tidak boleh berputus asa, Allah tidak menyukai orang yang berputus asa, Allah tidak akan jemu untuk mengampuni hambanya meskipun dengan dosa sepenuh petala langit dan seluas bumi, kemudian orang itu datang kepada-Nya dan tidak berbuat syirik dengan suatu apapun maka ampunan Allah bagi mereka yang meminta dan tidak bagi yang enggan.”

“Allah itu maha penyayang mas maha penerima taubat, Allah maha mengetahui bahwa tidak ada satu manusiapun di muka bumi yang tidak berbuat dosa karena itu dalam islam seluas-luas pintu adalah pintu Taubat”

“Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 8 yang berbunyi ‘Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar’, karena itu mas harus bertaubat, taubat yang semurninya taubat, taubat yang sungguh-sungguh dengan tekad yang kuat untuk tidak mengulangi semua dosa mas lagi.”

“Mas jangan berputus asa, Allah juga telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi ‘Katakanlah; wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampunkan dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’, Allah membuka lebar-lebar pintu taubat bagi hamba-hambanya yang tersesat”

“Setan itu tidak pernah jemu untuk menarik manusia mengikuti langkahnya menuju api neraka setiap saat, karena itu jangan pernah jemu juga untuk memohon ampunannya dan bertobat. Mas harus mencari lingkungan dan teman-teman yang baik yang bisa mengubah hidup mas menjadi lebih baik, mas tinggalkan lingkungan buruk yang membuat mas tersesat.”

“Tidak ada kata terlambat untuk bertobat mas, selama ruh mas masih belum ada di kerongkongan atau matahari terbit dari barat, mas masih punya kesempatan, mas harus bertobat dengan sungguh-sungguh dengan hati yang tulus ikhlas untuk tidak mengulanginya lagi, selama mas masih hidup banyak hal baik akan menghampiri mas dan banyak hal baik yang mas bisa lakukan.”

“Kamu benar!” kataku dan tak terasa air mataku menetes.
“Aku sangat menyesal sekali atas semua kebodohanku selama ini.”
“Aku belum boleh mati, aku ingin hidup, aku ingin menebus semua kesalahanku selama ini.”
“Selama aku masih hidup, banyak yang bisa kulakukan untuk menebus semua kesalahanku.”
“Aku ingin Hidup.”

The End


6 comments:

  1. Ada kutipan dari Al-Quran. Adem bener. :)
    Kalo pake gambar ilustrasi lebih dapet nih feel-nya. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, belajar membuat fiksi dan menebar semangat :)
      ehm, saran yg bagus, tapi sayang gue tdk terlalu bagus dlm membuat ilustrasi :(

      Delete
    2. Iya bener adem deh kalau udah ada quote2 apalagi dapet dari al qur'an (y)

      Delete
  2. Bunuh diri memang bukan keputusan yang baik. Justru sangat tidak diperbolehkan.
    Jangan pernah berputus asa terhadap hidup. Terus semangat, ya~

    Tulisannya bagus. Ada firman Allah juga. Yang nggak tau jadi tau. :)
    Ditunggu kisah-kisah inspiratif lainnya. \o/

    ReplyDelete
  3. wah ceritanya menginspirasi mas,,bunuh diri itu tidak akan menyelesaikan masalah yang ada malah menambah dosa :)

    ReplyDelete
  4. Rima ==> yap, bener banget tuh, karena itu dalam cerpen ini gue pengin menyemangati mereka yg putus asa agar bisa bangkit lagi :) Ditunggu yach, n trimakasih udah mau baca ^^
    Defa ==> Iyap, bener banget, bunuh diri hanya untuk mereka yg lari dari kenyataan, kenyataan bkn utk dihindari tapi utk dirubah #sokbijakdikitgakmasalahkan :D

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dan memberi masukan, komentar tidak melalui seleksi apapun jadi terimakasih untuk tidak menjadi spammer!!!