Mungkinkah aku akan bisa
tenang, saat ruang kecil dalam memori yang tertanam di dahiku ini menyimpan
berjuta pertanyaan besar. Seperti halnya seorang tersesat yang mencari jalan
untuk pulang, perasaan ini tak pernah jera untuk menyeretku untuk terus dan
terus membaca, mengkaji, menelusuri jutaan lukisan aksara yang terukir secara
abstrak.
Tentu saja ia tidak indah,
sukar difahami memoriku yang kecil ini, tidak jarang over load information menyebarkan virusnya kedalam memori kecilku,
membuat keningku terasa berputar dengan cepatnya layaknya baling-baling helikopter
hingga tanpa sadar aku telah berada di alam yang berbeda.
Alam yang meskipun sudah
ribuan kali aku datangi aku tak pernah bisa mengerti dan memahaminya, alam yang
mengalir secara alami dan melahirkan cerita yang berbeda, kadangkala aku
menemukan surga dan tak jarang neraka yang membuat jantungku bergetar kencang
dan nafasku terasa berat. “Oh, aku bermimpi!”
Aku bergegas bangkit, aku
buka jendela kamarku untuk menghirup udara segar dari penjaraku yang pengap,
diluar bisa kulihat sang raja siang masih malu-malu dan enggan untuk keluar
dari persembunyiannya. Aku bisa merasakan hawa dingin yang menyambangi kulitku,
bisa kulihat suasana dunia luar yang temaram.
Kembali pertanyaan-pertanyaan
yang belum pernah bisa aku temukan jawabannya datang menyergap pikiranku, aku
kembali menelusuri labirin misteri yang tak kunjung kutemukan ujungnya. Berbagai
jawaban yang kutemukan tak pernah menghasilkan kesimpulan yang membuat hatiku
berhenti bertanya.
Aku terus bertanya dan
bertanya, mencari dan mencari ujung dari labirin misteri raksasa yang telah
lama memenjarakanku, aku terus berjalan dan berjalan, rasa lelah tak lagi terdeteksi
sensor-sensor yang terpasang ditubuhku, aku terus bergerak hingga tak sadarkan
diri kembali menghentikan langkahku.
Aku kembali kealam yang
berbeda, alam yang membuat ragaku untuk sejenak beristirahat, aku kembali mati
tanpa kepastian yang jelas apakah aku akan hidup kembali. Kali ini alam ini
terasa hening tanpa ada kejadian aneh yang biasa kualami, aku seperti
menghilang tanpa aku sendiri menyadarinya. Aku yakin duniapun pasti tak akan
berubah tanpa kehadiranku.
Matahari tetap terbit dan
terbenam sesuai dengan waktunya tak pernah lelah dan tak pernah terlambat,
orang-orang tetap menjalani kehidupannya seperti biasannya mereka menjalaninya,
Udara yang tak pernah habis sebagai sumber penghidupan, dan milyaran hal-hal
yang pasti akan tetap berjalan sebagaimana biasannya berjalan.
Aku kembali terbangun, hatiku
kembali berbunga, aku masih memiliki kesempatan untuk memecahkan misteri ini,
misteri yang jika aku tak berhasil memecahkannya aku akan jadi orang yang
sia-sia di dunia ini. Menjadi manusia yang tidak bisa mengenali dirinya sendiri,
menjadi pengembara yang kebetulan lewat tanpa mengerti tujuannya tanpa mengerti
untuk apa aku ada di dunia ini.
Aku kembali berjalan
menelusuri labirin misteri, tak pernah jera dan tak pernah lelah, rasa
penasaranku mengalahkan semua kebosanan dan kelelahan. Aku tak ingin membuang
waktu sedetikpun, aku tak ingin waktuku habis sebelum aku sampai di ujung
labirin ini.
Aku tak mau mati bersama
penyesalan, aku akan terus berusaha, aku akan terus berlari kencang untuk
segera mencapai tujuanku, selama aku mati dalam memperjuangkan harapanku ini aku
tidak akan menyesal.
Hari-hari terus berlalu, aku
terus berusaha, aku tak pernah berhenti kecuali tak sadarkan diri kembali
memaksaku untuk berhenti sejenak. Aku terbangun dan kembali menelusuri labirin
misteri ini, kemudian aku mati dan hidup lagi untuk kembali berjuang begitu
seterusnya, sampai aku tak ingat lagi berapa kali aku telah menjalani siklus
ini.
Hingga pada suatu hari aku
menyimpulkan, TUHAN ITU ADA!!!
Jika TUHAN tidak ada, siapa
yang mengatur alam ini? Siapa yang mengatur siang dan malam hingga selalu
datang secara tepat waktu? Siapa yang menghidupkan dan mematikan semua manusia
di bumi ini? yang kejadiannya semua serba misteri.
Jika TUHAN tidak ada, siapa
yang menciptakan aku? Oke, aku terlahir dari Rahim ibuku, lantas siapa yang menciptakan
nenek moyangku hingga lahir generasiku? Mungkinkah nenek moyangku ada dengan
sendirinya? Ah, itu sangat tidak mungkin!
Apakah nenek moyangku adalah
transformasi dari kera seperti teori evolusi Darwin? Jika benar demikian kenapa
kera hingga sekarang masih ada? Bukankah kera telah berevolusi menjadi manusia?
Kenapa aku tidak pernah mendengar kera digunung yang bertransformasi menjadi
manusia? Yang aku tahu manusia selalu terlahir dari manusia juga, maka dengan
sangat yakin aku bisa mengatakan teori ini salah!
Kembali pada persoalan siapa
yang menciptakan nenek moyangku? Siapa yang menciptakan manusia yang begitu
sempurna dan canggih ini? Siapa yang menciptakan manusia dengan semua organnya
yang sangat canggih, dengan milyaran sel yang tidak bisa ditiru oleh manusia? Siapa
yang menciptakan manusia dengan akal, nafsu, mimpi dan semua hal yang tidak
mungkin ditiru oleh manusia?
Jika pensil ada yang
menciptakan, komputer ada yang menciptakan, mobil ada yang menciptakan pastilah
manusia ini ada juga yang menciptakan, dan siapapun yang menciptakan pastilah
sangat pintar dan hebat, kepintaran yang tidak bisa dilampaui manusia manapun,
siapakah yang mungkin menciptakan semua itu kalau bukan TUHAN?
Jika semua itu berasal dari
materi, dan TUHAN bukanlah materi berarti TUHAN tidaklah ada tapi bukankah
waktu juga bukanlah materi yang dapat dilihat? Begitupun ide, hukum, spirit, mimpi,
semangat bukankah itu semua juga bukanlah materi yang bisa dilihat, disentuh,
dicium, dan dirasa dengan panca indra akan tetapi semua orang meyakini bahwa
itu ada!
Berarti pendapat itu
sangatlah lemah, TUHAN bukanlah materi tapi TUHAN itu ada dan TUHAN yang
menciptakan waktu dan semua yang ada!
Bagaimana kejadian manusia
yang begitu ajaib ini bisa terjadi, dimulai dari sepercik sperma yang hina yang
melakukan perjalanan yang sangat jauh menuju sel telur dan berikutnya
terjadilah keajaiban pembuahan dan proses-proses ajaib hingga menjadi seorang
bayi. Bagaimana ini bisa terjadi jika bukan TUHAN yang menghendaki?
Aku sangat yakin sekarang, TUHAN ITU ADA!!!
The
End
Jadi keinget bukunya kang Habiburrahman yang Bumi Cinta. Isinya ada mengulas dengan detail tentang keberadaan tuhan dari berbagai pandangan.
ReplyDelete@how haw : emang gue penggemar berat karya-karya beliau n banyak terinspirasi dari beliaunya :)
ReplyDeleteNice... Happyblogging.
ReplyDeleteTulisan di kala umur 20-an. Di mana pemikiran akan kebebasan dan kebebasan berpikir menjadi begitu krusial. Nikmatilah masa-masa penuh pergolakan. Waktu tak dapat diulang. :D
ReplyDeleteya benar, marilah menikmati setiap detik waktu yang kita jalani :)
Deletesetuju dengan komentar Funy di atas. pemikiran-pemikiran tentang masa depan, masa sekarang, dan masa yang telah berlalu. dan satu cirinya, pemikiran-pemikiran itu cenderung "radikal".
ReplyDeleteKadang bersikap radikal itu diperlukan
DeleteYang pake kata bahasa Inggris over load jadi agak kurang enak dibaca. Tapi keseluruhan kereeen. Gue suka. :D
ReplyDeleteLanjutkan, semangat banget ini anak merangkai diksi-diksi. Hehehe.
hehe, pasti selalu ada kekurangan #maklum nyubi
Deleteya kalau mencari jawaban soal itu sih pasti rumit tapi dengan keyakinan hati pasti apa yang kita cari dan tanyakan ada jawabannya dan sudah pasti tuhan itu ada :)
ReplyDeletePasti :D
DeleteKeren sekali, what a nice post. Sesungguhnyad apa yang diyakini merupakan tempat kembali.
ReplyDeletehehe, trimakasih :)
DeleteIya, Tuhan Itu Ada! :)
ReplyDeleteSetuju :)
Delete